Penyusup Berupaya Menggiring DPI Ke Ranah Politik
JAKARTA.(LDO)– Baru-baru ini Kongres Pers Indonesia 2019 berhasil melahirkan keputusan terbentuknya Dewan Pers Indonesia. Menariknya pasca Kongres ada seorang penyusup bernama Yudi Samhudi Suyuti mengaku sebagai Anggota Dewan Pers Indonesia lalu mundur karena alasan dirinya dikeluarkan dari Grup Whats Up Menuju Kongres DPI karena memposting berita berbau politik terkait pelarangan konser Ahmad Dhani, insiden pesawat pribadi Prabowo, dan kekecewaan pada program TV ILC tentang berita Andi Arief.
Tidak memerlukan level Ketua Sekber Pers Indonesia atau level Ketua Umum organisasi pers untuk menjawab atau merespon ulah orang aneh seperti ini. Cukup saya seorang reporter yang akan menjawab pernyataan orang ‘stress’ seperti ini.
Pertama-tama, gara-gara melanggar peraturan di Grup Whats Up Menuju Kongres DPI (yang sudah dirubah menjadi grup Dewan Pers Indonesia) oknum yang bernama Yudi Suyuti ini dikeluarkan dari grup Whats Up. Peraturan grup sudah disepakati bahwa semua anggota dilarang memposting hal-hal yang berbau politik demi menjaga independensi pers. Sehingga ketika si Yudi Suyuti itu melanggar aturan grup dengan postingan berbau politik, maka wajar jika pihak Admin menegur dan mengambil tindakan mengeluarkan yang bersangkutan dari grup.
Tak terima dikelurkan dari Grup Whats up, tiba-tiba yang bersangkutan membuat berita ‘onani’ dan menyerang Dewan Pers Indonesia hasil kongres yang tidak ada kaitan sama sekali dengan perosalan grup Whats up. Dia menyatakan mundur dari Dewan Pers Indonesia karena menuding DPI terindikasi berpihak pada salah satu calon presiden dan oknum aparat. Postingannya yang berbau politik di grup Whats Up Dewan Pers Indonesia dianggapnya sebagai press release.
Secara etika, Yudi Suyuti yang mengaku Pimred Pilar Media Grup ini sudah jelas-jelas melanggar aturan grup Whats Up untuk tidak memposting berita yang berbau politik tapi tetap saja ngotot. Lebih aneh lagi, setelah dikeluarkan dari grup Whtas Up si Yudi Suyuti ini mengaku sebagai Anggota Dewan Pers Indonesia lalu mundur. Padahal, faktanya Yudi Suyuti ini merupakan penyusup di Kongres Pers Indonesia karena tidak mendapat rekomendasi dari salah satu pimpinan organisasi pers yang ada di Sekber Pers Indonesia. Bahkan, yang bersangkutan tidak pernah dipilih atau dicalonkan sebagai anggota DPI.
Pernyataan yang bersangkutan mundur dari DPI adalah merupakan upaya untuk menggiring isu Dewan Pers Indonesia ini kearah politik. Jelas-jelas Dewan Pers Indonesia tidak ada kaitan dengan grup Whats Up. Grup Whats Up DPI hanya sebagai wadah komunikasi antar peserta dan panitia.
Jadi ketika Yudi Suyuti yang mengaku seorang Pemimpin Redaksi membuat pernyataan mundur sebagai Anggota Dewan Pers Indonesia itu sama saja yang bersangkutan menunjukan dirinya seolah-olah lagi ‘sakit jiwa’ karena persoalan melanggar aturan grup Whats Up, kenapa Dewan Pers Indonesia yang dibawa-bawa. Kalau ingin menggiring isu harusnya lebih kreatif.
Mencari panggung untuk kepentingan agar dilirik oleh pasangan calon presiden boleh aja tapi jangan jadi seperti “orang stress” yang menghalalkan segala cara dan mengorbankan kepentingan banyak orang.
Sumber rls: (FPII Lampung )
Editor:Junaidi.