JAKARTA – Ratusan pengusaha dari berbagai kota memadati Grand Ballroom Harris Hotel Kelapa Gading Jakarta pada Minggu, (24/10) lalu.
Mereka mengikuti acara Seminar Langkah Bebas Utang (LBU) yang digelar Komunitas Nasuha, sebuah komunitas dakwah dan bimbingan bagi masyarakat yang memiliki keinginan untuk menyelesaikan utang pada lembaga keuangan dengan cara cepat dan sesuai dengan Syari’at Islam.
Jual karpet permadani,Jual karpet murah
Dipandu host Ryan, acara dibuka dengan do’a pembukaan, sesudahnya menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya, sebagai bentuk bahwa Komunitas Nasuha mencintai negerinya.
Lagu ciptaan WR Supratman itupun menggema di Ballroom yang sangat luas dengan karpet high quality.
Untuk membangkitkan semangat, kemudian peserta diajak senam lucu, seru dan unik, Senam Pinguin.
Selesai menggerakan seluruh peserta kegiatan, Ryan, pemandu acara, memperkenalkan satu persatu peserta.
Sebagian besar dari Jabodetabek, tapi ada juga yang sengaja datang dari Jawa Timur, Jawa Tengah , Bengkulu dan bahkan dari Sulawesi Selatan.
Hampir semua peserta yang hadir, memiliki motivasi Hijrah menjadi seorang muslim yang kaffah.
“Mereka sudah niat hijrah, mulai ibadah, mu’amalah, akhlak hingga akidahnya ahlus sunah wal jama’ah” ujar Teguh, panitia penyelenggara, yang juga pengusaha bebek viral.
Sesi pertama Seminar ini, diisi oleh Oky, Kepala Bidang Dakwah Nasuha. Oky menjelaskan tentang visi misi nasuha kepada para peserta seminar.
“Nasuha adalah komunitas dakwah. Lembaga ini memiliki Visi dan Misi sebagaimana organisasi lain di Indonesia. Visinya mewujudkan ummat berakhlakul karimah sesuai Alqur’an dan Hadits menuju kehidupan bahagia di duniah dan akhirat”. Papar Oky.
Banyak peserta terlihat serius menyimak penjelasan pengenalan lembaga ini, karena memang mereka baru bergabung beberapa minggu sebelum penyelenggaraan event ini.
Peserta lebih khidmat lagi di materi Fundamental Akidah yang disampaikan Ustadz muda alumni salah satu Perguruan Tinggi di Saudi Arabia.
H. Farhan Mauludi, Lc membawakan tema Solusi Keluarga Sakinah.
Di awal materi, Ustadz Farhan menjelaskan kebetulan adalah kemustahilan, tidak ada yang serba kebetulan di dunia ini, semua sudah diatur oleh Allah SWT. Jodoh yang didapat dalam pernikahan kitapun, adalah Allah yang atur. Jadi, bila ada permasalahan. Sebaiknya kita taubat dan kembalikan kepada Alloh aza wazala.
Setelah Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidz Alqur’an Mantab Duren Sawit Jakarta ini menyampaikan QS. Ar-Ra’d Ayat 2
“Allah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menundukkan matahari dan bulan; masing-masing beredar menurut waktu yang telah ditentukan. Dia mengatur urusan (makhluk-Nya), dan menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), agar kamu yakin akan pertemuan dengan Tuhanmu.”
Semua peserta terlihat semakin larut menyimak penjelasan penjelasan lebih mendalam dari Ustadz Farhan.
Terlebih saat menambahkan beberapa hadits dari kitab kitab yang disusun oleh ulama ulama ahlus sunah waljama’ah, yang berkaitan dengan tema yang disampaikan diatas tadi.
Peserta makin yakin untuk segera hijrah dan taubat nasuha.
Yang menarik, saat Ustadz Farhan menceritakan sahabat Rosululoh SAW yang karena kaya, dia masuk sorga, beliau adalah Abdurahman bin Auf.
Kekayaan sahabat ini, saat hijrah meninggalkan Mekah, tercatat 120,5 Triliun. Beliau tinggalkan dan hijrah pergi ke Madinah dengan memilih taqwa, bukan harta.
Dan di kemudian hari, Abdurahman bin Auf sesudah hidup di Madinah juga menjadi orang paling kaya dan paling taqwa.
Setelah sesi panjang tentang fundamental akidah, acara berikutnya materi Business With Unlimited Dreams and Unshakeable Charcter di isi oleh Pengusaha Kontruksi sukses, Ir Syahbandi. Pengusaha ini yang membangun jembatan Ampera di Palembang yang menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi.
Syahbandi memaparkan, cara membangun bisnis dimulai dengan impian, bisnisnya tak terbatas dan memiliki karakter bisnis yang tak tergoyahkan.
“Ada empat landasan yang harus kita miliki, pertama fundamental, bisnis harus bebas riba. Kedua, business plan and strategy, harus memiliki perencanaan yang baik dan strategi usaha yang tepat. Ketiga, Legacy Business, sebab bisnis itu peninggalan dan mahakarya, produk atau jasa harus bisa bermanfaat bagi masyarakat banyak. Keempat, Autopilot Business, bisnis yang kita bangun harus bisa berjalan dengan baik, bahkan autopilot, jalan sendiri dengan system atau S.O.P yang baik. Usaha jalan, pengusahanya jalan jalan, tapi jalan jalannya sambil dakwah” paparnya dan mendapat aplaus meriah dari peserta.
Tepat pukul 14.10 Wib, kru multimedia Nasuha memutar tayangan video social kegiatan Lembaga Nasuha, mulai dari kegiatan pengajian rutin, temu sahabat nasuha, jumat berkah, mendirikan pesantren tahfidz alquran, membangun 31 depo air minum gratis hingga akan membangun kawasan Tahfidz Qur’an di lahan wakaf dari Syahbandi seluas 3,5 hektar di Puncak Bogor.
Sesi terakhir adalah sesi yang ditunggu tunggu sejak pagi oleh peserta seminar, karena inti seminar ini adalah materi yang ditawarkan oleh panitia kepada para peserta. Langkah Bebas Utang.
Haerul Ihwan, pemateri paling jitu di event bergengsi ini. Pengusaha berbagai bidang bisnis ini, memang memiliki pengalaman sendiri, bagaimana dirinya terbebas dari hutang 58 milyar dalam waktu 8 bulan.
Tak ayal lagi, saat materi ini dimulai, peserta terlihat merangsek bergeser ke depan, dan sibuk menyiapkan alat tulis untuk mencatat langkah langkah bebas hutang riba dari Coach Haerul.
“Siapa yang mau lunas hutang?” Tanya Haerul memancing peserta.
“Sayaa” jawab peserta kompak, bahkan teriakannya terdengan hingga keluar ruangan.
“Mau apa mau banget” Tanya Haerul bertanya menggoda.
“Mau bangeettt” teriak peserta seminar makin keras.
Lalu, Pengusaha 40 tahun ini, memulai penjelasan langkah bebas utang.
“Pertama jangan egois, buang sifat rasa benar sendiri. Jangan bekerja hanya untuk diri sendiri. Di Nasuha, sahabat nasuha dilatih di biasakan untuk membuat mesin mesin kebaikan. Karena manfaat dan pahalanya akan berbalik kepada kehidupan kita. Ini yang paling mendasar, bila semua ingin segera lunas dan terbebas dari himpitan masalah hutang riba” papar Haerul.
Peserta terlihat tarik nafas dalam dalam.
“Kemudian, cara menyelesaikan hutang itu sangat mudah, mau tahu caranya?” lagi lagi Haerul memancing emosi peserta.
“Mauu” teriak peserta lagi lagi sambil mengangkat, bahkan kedua tangan mereka.
“Caranya ya dibayar” lanjut Haerul.
Karuan saja, semua peserta tertawa terpingkal pingkal.
“Bagaimana cara agar kita bisa membayar hutang cepat?” lanjut Haerul.
Pengusaha stone crusher di Bengkulu ini, kembali memaparkan ikhtiar Teknik Lunas Utang atau TLU.
Pertama, perbaiki bisnis, dengan bisnis yang baik, penghasilan sahabat nasuha kembali meningkat, dan laba yang dihasilkan bisa untuk membayar sisa pokok hutang ke bank.
Kedua, jual asset, dengan menjual asset yang ada, kita juga bisa segera membayar hutang pokok kepada bank.
Namun agar ikhtiar yang akan kita lakukan bisa lancar, ada beberapa syarat lagi yang harus dilakukan.
Antara lain, taubat nasuha, dengan mohon ampun kepada Alloh SWT, rajin ibadah dan tidak melakukan larangan Alloh SWT lagi.
Berperan serta membangun lembaga dakwah, daftarkan anak anaknya ke Pesantren Mantab agar menjadi anak soleh, dan orang tuanya aktif pada setiap pertemuan yang diadakan Nasuha, baik yang gratis ataupun yang berbayar.
Agar ilmunya bertambah dan bermanfaat untuk masyarakat, jangan lupa sedekah jariah, jangan takut miskin, sebab sedekah jariah akan dibalas hingga 700 kali kebaikan.
Berikutnya, kita harus azzam lepas dari riba, yaitu menyatakan secara tertulis kebulatan tekad kita untuk tidak melakukan riba.
Buatlah komitmen dengan keluarga, untuk hijrah total semua untuk tidak melakukan riba lagi.
Perbaiki ibadah, sholat wajib dan sunah, wirid, baca alqur’an dan sedekah.
Berusaha semaksimal mungkin untuk memantaskan diri di depan Alloh SWT.
Panjangnya penjelasan materi dari Haerul tidak mengurangi semangat peserta dalam menyimak penjelasan inti acara ini.
Acara dibreak selama 15 menit.
Panitia penyelenggara juga menampilkan dua pasangan suami isteri yang terjerat hutang riba dan saat ini bergabung dengan Nasuha, lalu sudah merasa lebih baik kehidupannya, saat ini.
Ibu Intan dan Bapak Ruslan mengaku dalam testimoninya, bahwa beberapa tahun lalu, dirinya terjerat hutang milyaran pada beberapa lembaga keuangan.
Akibatnya, hubungan keluarganya, saat itu tidak harmonis lagi, bahkan sampai pada titik diambang perceraian.
Untung keduanya mendapat informasi dari temannya, untuk bergabung dengan Nasuha.
Kini, keduanya kembali rukun dan hidup bahagia.
Pasangan selanjutnya yang membagikan pengalamannya adalah Haji Enjum dan Isteri.
Keduanya terlilit hutang riba di BRI sebesar 2 Milyar, dan di BCA sebesar 5 Milyar dengan jaminan beberapa asset propertinya.
Haji Enjum kini mengikuti arahan dari Haerul Ihwan, dan beberapa hutangnya, kini sudah lunas.
Kemudian Haerul melanjutkan sesi Langkah Bebas Utang lagi.
Kali ini, ia meminta, siapapun yang masih memakai kartu kredit, untuk maju ke panggung dan langsung menggunting kartu kreditnya.
Sebanyak 8 peserta maju, dan menggunting kartu kreditnya, padahal kartu kredit mereka masih aktif, bahkan limitnya kartunya hingga 70 juta.
Haerul menjelaskan, kenapa harus dihentikan menggunakan kartu kredit.
Pertama, kartu kredit memiliki resiko umur, apabila anda menggesek kredit berbelanja, lalu setiba di rumah anda meninggal dunia, dan keluarga tidak mampu membayar hutang, maka hutang tersebut menjadi penghalang di akhirat.
Kedua, kartu kredit juga memiliki resiko pada income penggunanya, pendapatan usaha itu terkadang naik dan turun, bila turun maka beresiko macet tidak mampu bayar, maka hentikan memilikinya.
Ada 3 dosa yang akan menghalangi ikhtiar bebas hutang.
Dosa pada Alloh, makan riba.
Dosa pada manusia, tidak bayar utang.
Dosa orang, kita kena getah, contoh membiarkan riba. Kita berdosa.
Maka kita harus aktif dakwah. Memberikan kontribusi untuk nasuha. Dengan segala potensi yang dimiliki sahabat nasuha.
Haerul juga memaparkan prosentase ikhtiar untuk lunas hutang itu, yaitu hanya 5% saja manfaatnya, apabila menyelesaikan hutang dengan cara nego dan surat dokumen hutang piutang, jangan menyalahkan orang lain dibalik dokumen perbankan.
Lalu, yang 95 % bisa menyelesaikan hutang itu adalah karena Ridho Alloh SWT.
Perbaikilah diri kita di hadapan Alloh SWT.
Menjelang berakhir sesinya, Haerul mengajak peserta untuk menyimak isi KUHPerdata pasal 1320, Fatwa MUI No 1 Tahun 2004 tentang BUNGA (INTEREST/FA’IDAH) dan Peraturan OJK No. 11/POJK/2015.
“Sepulang dari seminar ini, segera membuat surat permohonan penutupan fasilitas kredit, dan kirim ke bank, atau lembaga keuangan lainnya, minta waktu untuk mampu membayar dan keep leading” tutup Haerul.
Selanjutnya, Lembaga Nasuha akan menggelar event dakwah besar, dan ini akan yang pertama kali di Indonesia. Tahajud bersama di Hotel paling mewah se Indonesia, acaranya bernama Solusi langit, kegiatannya adalah Learning, Refreshing dan amal jariyah. Tiga hari dan dua malam menginap di hotel. Ingat, dakwah hijrah ini yang akan mempercepat urusan kita di dunia ini lekas selesai. (*)